Saturday, April 4, 2009

Terowongan Kiamat di Tanah Swiss

KEMATIAN.BIZ, Jakarta – Laboratorium berupa terowongan 27 kilometer, 91 meter di bawah tanah Swiss, disebut sebagai penemuan terbesar abad ini. Large Hadron Collider (LHC) akan merekayasa ulang penciptaan bumi. Tapi, dia bisa meledak, bahkan menghancurkan bumi.

LHC yang berada di bawah Alps, di perbatasan Swiss dan Prancis, merupakan percobaan fisika terbesar di dunia. Biaya konstruksi untuk pembangunan fasilitas ini mencapai US$ 8,8 miliar, didanai oleh European Organization for Nuclear Research (CERN), bekerja sama dengan ribuan universitas dan laboratorium di seluruh dunia.

CERN akan merekaya ulang terbentuknya tata surya beberapa detik setelah Big Bang. Selama ini, Big Bang diyakini sebagai teori terbentuknya jagad raya secara instan.

LHC akan menguji coba bermacam prediksi fisika berenergi tinggi dengan melemparkan tembakan proton berkecepatan tinggi. Tapi kritikus menilai LHC yang mampu mempercepat partikel hingga 99,99% kecepatan cahaya dapat membuat triliunan derajat panas. Selain itu, bisa menimbulkan apa yang disebut lubang hitam yang bisa menelan bumi.

Ketakutan ini, berujung pada gugatan ke European Convention of Human Rights terhadap 20 negara, termasuk AS yang mendanai proyek itu. Apakah kita perlu khawatir? “Sama sekali tidak,” tandas Stephane Coutu, profesor fisika dari Universitas Pennsylvania AS.

“Bumi berulang kali dibombardir energi kosmik dari angkasa, beberapa di antaranya menyerap ribuan tabrakan partikel lebih hebat dari yang dihasilkan oleh LHC,” tambahnya. Ketakutan pada munculnya lubang hitam itu menyebabkan LHC disebut sebagai Mesin Kiamat atau Mesin Bing Bang seperti teori mengenai penciptaan jagad raya.

Apakah LHC itu sebenarnya dan bagaimana penembakan partikel bisa menjelaskan terbentuknya jagad raya? Pemacu partikel paling besar yang pernah dibuat manusia itu terdiri dari terowongan bawah tanah sepanjang 27 kilometer. Coutu menjelaskan proton akan dibenturkan melalaui terowongan dan menyebabkan bertabrakan dan terpecah menjadi bagian lebih kecil. Detektor partikel di sepanjang terowongan akan menganalisa hasil tabrakan itu.

“Hasil akhir dari tabrakan partikel itu dapat menyediakan pemahaman baru bagaimana partikel berinteraksi dan bisa menjelaskan hasil dari proses partikel setelah terjadinya Big Bang saat pembentukan jagad raya,” jelas Coutu.

Kemungkinan lain adalah bisa mengamati Higgs Boson sebagai hasil dari tabrakan partikel itu. Higgs boson merupakan partikel misterius yang secara hipotesis diprediksikan ada dalam standard model fisika partikel, tapi tidak pernah diisolasi secara eksperimen.

Higgs boson yang diperkirakan menyediakan massa ke partkel lain dan kadang-kadang disebut sebagai partikel Tuhan, bisa sebagai kunci untuk mengetahui mengapa hal itu bisa terjadi. Verifikasi mengenai keberadaannya akan menjadi terobosan di fisika partikel.

“Hal lain dari data eksperimen LHC akan memberi petunjuk peningkatan kehidupan sehari-hari kita. Metode komputasi untuk memproses dan menganalisa data yang sangat besar ini akan segera dibuat. Hal itu akan dilakukan di luar laboratorium,” kata Coutu.

Tapi ilmuwan masih harus sabar memanen data itu. Karena mesin ini baru akan dijalankan lagi pada akhir 2009 nanti. LHC sudah dinyalakan pada September 2008, tapi dimatikan enam hari kemudian karena mengalami masalah teknis.
Penundaan itu diakibatkan kerusakan pada magnet superkonduktor yang menyebabkan bocornya enam ton helium cair super dingin ke dalam terowongan itu. LHC sendiri diyakini bisa memecahkan berbagai pertanyaan manusia selama berabad-abad mengenai terciptanya jagad raya kita.

sumber :
http://www.kematian.biz/article/teknolo ... swiss.html

0 comments:

Post a Comment