Hati-hati Menggunakan Flouride
Prof. Albert Schatz Ph.D
(erabaru.or.id) Flouride, yang selama ini dianggap baik untuk gigi dan
terdapat di dalam setiap pasta gigi, ternyata melalui berbagai
penelitian terbukti menunjukkan fakta yang sebaliknya.
Sudah lama para ahli memperingatkan bahaya penggunaan Flouride yang
berlebihan. Robert Carlton, Ph.D., mantan ilmuwan EPA AS di
'Marketplace' Perusahaan Broadcast Canada, pada 24 November 1992
menyebut Flouridasi sebagai kasus penipuan ilmiah terbesar di abad
ini! Ia pun menunjukkan bukti-bukti bahaya flouride.
Senada dengan itu, pakar mikrobiologi Prof. Albert Schatz Ph.D.
menegaskan bahwa, "Flouridasi adalah penipuan terjahat untuk mengeruk
keuntungan yang pernah dilakukan dan itu menelan korban lebih banyak
dari pada bentuk penipuan lainnya." Hal yang sama dikatakan, Dr.
Charles Gordon Heyd, mantan Presiden Asosiasi Kesehatan Amerika,
"Flouride adalah racun yang bisa menggerogoti, sehingga akan
menyebabkan dampak yang serius dalam jangka panjang."
Membahayakan Kesehatan
Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa flouride sangat esensial
untuk memproduksi bom uranium dan plutonium dalam membuat senjata
nuklir selama perang dingin. Ia adalah salah satu zat kimia yang
dikenal paling beracun, yang muncul dari program bom atom Amerika
Serikat. Isi dari tube pasta gigi yang mengandung flouride ukuran
keluarga cukup untuk membunuh anak seberat 12 Kilogram.
Efek biologis penggunaan flouride seperti disebutkan dalam buku
Flouride the Aging Factor karya Dr.John Yiamouyiannis antara lain:
gigi keropos, kerusakan gigi (pada stadium lanjut-gigi bergaris-garis
gelap terlihat seperti lubang) dan gigi tanggal, penuaan dini, aborsi
spontan, tulang yang rapuh, kanker, dan kanker.
Departemen Kesehatan New Jersey AS mengkonfirmasi bahwa terjadi
peningkatan 6,9 persen kasus tulang melengkung akibat kanker tulang
pada anak muda yang menggunakan flouride, dan peningkatan 5 persen
dalam semua jenis kanker. Dean Burk, Kepala Bagian Kimia Institut
Kanker Nasional AS menunjukkan fluoride dapat menyebabkan kanker dan
merupakan penyebab tercepat daripada zat kimia lain.
Selain itu, ada juga efek samping lain yakni: tidak berfungsinya
Thyroid, diidentifikasi sebagai hypothyroidism; kerusakan pada sistem
berpikir, kebutaan (penelitian Moolenburgh mengenai air yang ditambah
1ppm flouride) dan penyakit Alzheimer.
Penggunaan flouride juga dapaat menyebabkan kemandulan. Ilmuwan
Administrasi Makanan dan Obat (FDA) telah melaporkan korelasi yang
erat antara menurunnya tingkat kesuburan perempuan kelompok usia 10-49
dengan meningkatnya penggunaan flouride.
Air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan keretakkan tulang
pinggul 2 kali lipat. 200 persen) dari jumlah keretakkan tulang alami,
baik pada laki-laki maupun perempuan. Bahkan tingkat yang sangat kecil
dari flouride sejumlah 0,1 ppm pun tetap saja menunjukkan kenaikan
angka statistik keretakkan tulang pinggul yang signifikan (Bordeaux,
penelitian JAMA 1994)
Para ilmuwan EPA Washington juga mengumumkan bahwa meningkatnya jumlah
orang yang memiliki gejala 'carpal-tunnel' dan sakit asam urat akibat
proses flouridasi dalam air minum. Dan di India Tengah, pencemaran
flouride pada air menyebabkan penderita asam urat yang serius pada
jutaan orang! (Manchester Guardian 9 July 1998).
Anak-anak Terancam
Pada 1990, Dr. John Colquhoun meneliti 60.000 anak sekolah dan tidak
menemukan perbedaan kerusakan pada gigi antara yang menggunakan
flouride dan yang tidak, namun ditemukan sejumlah anak yang diberi
flouride terkena keropos gigi (flourosis).
Flouride juga menurunkan kapasitas kecerdasan terutama pada anak-anak.
Tingkat kecerdasan anak-anak yang menggunakan flouride secara
signifikan lebih rendah dari pada yang tidak diberikan flouride.
Penelitian di China pun, menunjukkan pemberian dalam dosis rendah bisa
menyebabkan berkurangnya kecerdasan anak.
Percobaan Dr. Phyllis Mullinex dari Institut Penelitian Forsyth
Universitas Harvard terhadap tikus sampel yang mendapatkan flouride
sebelum lahir akan terlahir sebagai anak hiperaktif dan akan tetap
seperti itu sepanjang hidupnya, sedangkan yang diberi flouride ketika
berusia muda menunjukkan aktivitas yang depresif.
Penggunaan Flouride selama kehamilan hingga setahun meningkatkan 1
persen ketidakmampuan belajar pada anak-anak (penelitian Universitas
Florida Selatan). Hal itu dimungkinkan karena Flouride memiliki
pengaruh negatif pada sistem syaraf dan sistem kekebalan tubuh, dan
pada anak-anak dapat mengarah pada kelelahan kronis, IQ yang rendah,
tidak mampu belajar, kelesuan dan depresi. Phyllis Mullenix
menerbitkan laporan penelitian yang menunjukkan bahwa flouride lebih
efektif daripada timah dalam menurunkan tingkat IQ pada anak-anak.
Atas kesadaran akan bahaya flouride, pada Agustus 2002, Belgia menjadi
negara pertama di dunia yang melarang penggunaan berbagai suplemen
flouride, tablet, obat tetes, permen karet, dan lain-lain, karena
dianggap beresiko besar bagi kesehatan fisik maupun mental. Keputusan
ini dikeluarkan Menteri Kesehatan Masyarakat Federal.
Kini, sudah 98 persen wilayah Eropa Barat telah menolak penggunaan
flouridasi air, seperti yang dilakukan di negara Austria, Denmark,
Prancis, Italia, Luxembourgh, Jerman, Belanda, Finlandia, Swedia dan
Norwegia. Sejumlah negara nampaknya akan menyusul, namun di Indonesia,
sepertinya masalah ini tidak dianggap serius.
Menanggapi bahaya zat flouride, DR. drg. Sony SP.Ort, Kepala
Departemen Litbang Laboratorium Kedokteran Gigi (LADOGI) Jakarta
menjelaskan bahwa asal penggunaan zat flouride sesuai dengan dosis
atau takaran yang dibutuhkan, tidak berbahaya. "Karena flour adalah
zat yang juga diperlukan. Sama juga dengan zat-zat yang lain, seperti
morfin diperlukan untuk pengobatan," ujarnya kepada Era Baru.
(Dari berbagai sumber antara lain: http://www.fluoridedebate.com, dan
http://www.all-natural.com)
Friday, February 6, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment