Berikut 8 Kejahatan Yang Sering Terjadi DI Ibukota
Peringkat 8: Penipuan di Pom Bensin.
Jakarta itu kota yang sibuk. Semua orang seakan berpacu dengan waktu dan mendambakan kepraktisan. Hal ini berlaku juga pada perilaku ketika membeli bensin. Banyak di antara mereka yang enggan untuk turun dari kendaraan dan sepenuhnya memberi kepercayaan pada petugas pom bensin untuk mengerjakan akad jual beli tersebut. Cukup beri kunci untuk membuka tangki lalu sebutkan banyaknya bensin yang ingin dibeli. Praktis yah? Tapi amankah? Belum tentu.
Ternyata, ada beberapa petugas yang suka bandel dan memanfaatkan kelengahan para pembeli ini. Belinya Rp 30.000, tapi yang diberi hanya Rp 28.999 saja. Belinya 30 liter yang diberi hanya 29 liter saja. Mengapa hal ini bisa terjadi? Gampang. Karena angka yang berubah di deretan mesin hitung digital pompa bensin berputar cepat sekali. Jika kita tidak benar-benar jeli memperhatikannya, maka hal ini bisa digunakan untuk mengkorupsi beberapa tetes bensin.
Peringkat7: Pencurian Handphone.
Mungkin setelah perhiasan emas, maka barang lain yang mungil, mudah dibawa kemana saja dan yang paling utama Harganya relatif tetap lumayan tinggi adalah handphone. Banyak orang yang mulai berpikir untuk berinvestasi lewat handphone. Kalau tidak ada uang, jual saja handphonenya. Cepat laku dan harganya tidak terlalu jatuh. Tapi kelebihan dari handphone inilah yang membuat barang mungil ini menjadi barang yang diincar oleh banyak pencuri. Tinggal ambil, lalu buang chip nomor HP-nya, jual deh.
Peringkat 6: Penculikan Anak Kecil.
Kasus-kasus penculikan anak-anak kecil benar-benar marak di kota Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Dan dari modus operandi yang diperoleh, ternyata pelakunya adalah orang-orang yang berada dekat dengan si anak atau dikenal oleh si anak tersebut. Entah itu tetangganya, atau pembantu rumah tangga, atau teman kakak, atau kenalan temannya sendiri. Karena yang diincar adalah anak-anak di bawah usia 10 tahun, maka cara yang dipakai adalah dengan menawarkan sesuatu yang digemari oleh si anak tersebut.
Ada yang ditawari akan diberi mainan CD Play Stasiun, atau makanan yang enak seperti permen, ice cream, dan sebagainya. Bisa juga melalui permainan yang umum dilakukan oleh si anak. Ada kasus dimana anak diajak main petak umpet untuk mengagetkan ibu yang sebentar lagi akan pulang kantor. Agar tidak ketahuan, si anak diminta untuk bersembunyi di dalam kardus. Kardus ditutup, diisolasi dan diangkut. Si anak yang masih merasa sedang bermain diam saja di dalam kardur, bahkan karena menunggu mereka sampai tertidur di dalam kardus itu. Bangun-bangun mereka sudah berada di tempat lain.
Peringkat 5: Hipnotis.
Pada awalnya, ilmu hipnotis ini dipelajari dengan tujuan yang sangat baik. Yaitu untuk membangkitkan motivasi dalam diri seseorang agar melakukan sesuatu dengan kemampuan maksimalnya. Atau bisa juga digunakan untuk mengungkap masa lalu yang buruk agar bisa dicarikan solusi pemecahannya sehingga si penderita trauma bisa memulai hidup baru dengan gairah baru. Itu sebabnya hipnotis diajarkan pada masyarakat luas yang ingin menggunakannya untuk tujuan baik.
Sayangnya, dalam perkembangannya ternyata hipnotis ini digunakan oleh oknum-oknum tertentu justru untuk mengeruk keuntungan pribadi. Mereka menghipnotis orang lain agar dengan suka rela menyerahkan harta benda yang dimilikinya.
Ada sebuah pengamatan yang menyatakan bahwa hipnotis ternyata tidak mempan pada dua karakter sifat manusia. Siapakah karakter manusia yang beruntung tersebut?
Pertama, mereka adalah orang yang selalu ceria dan riang gembira dalam menghadapi berbagai situasi. Diduga hal ini terjadi karena mereka yang selalu ceria dan riang gembira ini tidak pernah menganggap serius berbagai episode kejadian yang mereka hadapi. Dengan ketidakseriusan ini, mereka jadi sulit untuk dihipnotis (mungkin lebih tepatnya sulit untuk diajak berkonsentrasi. Bukankah hipnotis langkah pertamanya adalah mengajak mereka untuk berkonsentrasi pada satu fokus tertentu?).
Peringkat 4: Pelecehan dan Pemerkosaan Terhadap Wanita.
Pada sebuah pengamatan yang diperoleh dari keterangan para pelaku tindakan pelecehan dan pemerkosaan terhadap wanita tersebut diperoleh beberapa keterangan tentang tipe-tipe wanita yang biasa dijadikan sasaran penjahat. Yaitu:
a. Model Rambut. Dari pengakuan para pemerkosa ternyata mereka umumnya tertarik pada wanita dengan model rambut panjang. Kenapa? Karena dengan model rambut panjang tersebut, dengan mudah si pemerkosa bisa menarik rambut wanita tersebut lalu menyeretnya pergi untuk diperkosa. Juga model rambut yang dikepang panjang. Atau model jilbab lebar atau jilbab gaul dengan model kepang belakang.
b. Pakaian. Makin kompleks model pakaian yang dikenakan oleh seorang wanita, ternyata semakin membuat para perencana pemerkosa tidak berminat untuk menjalankan aksinya. Artinya, mereka yang menjadi korban pemerkosaan ternyata adalah para wanita yang berpakaian serba simpel dan praktis. Seperti mereka yang mengenakan sackdress (baju terusan simpel), rok pendek model berbagai macam model, rok panjang yang model lebar, daster, pakaian atau kain dengan model kemben, dan bahkan gamis/abaya tanpa daleman bagi wanita muslimah.
c. Sikap. Para pemerkosa selalu mengincar para wanita yang terlihat lengah. Seperti mereka yang sedang berjalan sambil ber-sms ria, mereka yang berjalan sambil melamun, atau mereka yang sedang duduk-duduk seorang diri dengan sikap tubuh yang sama sekali tidak waspada.
Peringkat 3: Kejahatan Kapak Merah.
Kelompok kapak merah rasanya adalah kelompok penjahat yang sulit untuk ditaklukkan. Meski sudah beberapa kali beberapa orang ditangkap, tapi gerombolan kelompok kapak merah ini selalu ada regenerasinya. Kelompok penjahat ini adalah beberapa penjahat (biasanya 4 - 6 orang) yang dengan menggunakan kapak memecahkan kaca mobil di keramaian lalu lintas Jakarta yang padat dan sedikit macet (kecuali hari Raya mungkin, karena hanya pada hari raya lalu lintas Jakarta sepi lengang) untuk merampok pengemudi atau pemilik kendaraan. Seperti merampas handphone, perhiasan emas (jam, kalung, cincin atau gelang), atau dompet/tas. Terkadang, bukan Cuma itu, tapi mereka juga mengambil kaca spion mobil-mobil sedan bahkan pada mobil mewah mereka juga mengambil (dengan santainya!!!) perhiasan mobil seperti logo Merci di kap depan mobil, atau logo macan terbang di mobil Jaguar, atau bahkan mengutil lampu kabut yang bertengger di depan mobil. Biasanya, para pengemudi dan pemilik mobil bahkan juga pemilik mobil di sebelah kiri kanan mobil korban tidak dapat berbuat apa-apa karena melihat keberadaan kapak di tangan penjahat tersebut.
Peringkat 2: Kejahatan Di Dalam Taksi
Kasus perampokan atau pembunuhan atau perampasan di dalam taksi tetap merupakan kejahatan yang sering terjadi di Jakarta. Entah itu dilakukan langsung oleh supir taksinya, atau supir yang kemudian mengajak temannya yang sudah menunggu di pinggir jalan atau supir dengan teman yang sedang menunggu di bagasi belakang taksi. Tapi kejahatan di dalam Taksi ini, bukan monopoli mengambil korban para penumpang saja, terkadang bisa sebaliknya juga, yaitu penumpang yang menjadi penjahatnya.
PERINGKAT PERTAMA: KEJAHATAN KARENA KETIDAK DISIPLINAN YANG MERUGIKAN ORANG LAIN
Ada sebuah kisah. DI sebuah perempatan, lampu merah menyala. Tapi sebuah motor sama sekali tidak menghentikan kendaraannya dan terus melaju. Hingga BRAK!! Seorang pengendara motor lain dari arah berlawanan tertabrak. Polisi datang, menangkap si penabrak yang bersiap untuk kabur.
Mengapa saudara menerobos lampu merah? Tidak lihat lampu merah menyala?
Lihat pak.
Lalu kenapa saudara terus menerobos?
Karena saya tidak tahu ada polisi di sini. Inilah perilaku tidak disiplin. Disiplin yang berkembang di masyarakat selama ini adalah disiplin yang dipaksakan. Yaitu disiplin karena adanya petugas dan peraturan. Bukan disiplin karena kesdaran dalam diri. Perilaku ketidak disiplinan ini melahirkan sikap tidak dapat menjaga amanah dan tidak dapat menghargai keberadaan orang lain. Dan inilah yang membawa bencana bagi orang lain selain bagi dirinya sendiri.
Perilaku kejahatan di peringkat pertama ini, sebenarnya tidak diniatkan oleh pelaku untuk berbuat jahat. Hanya saja, karena sikap ketidak disiplinan yang dilakukannya ternyata mampu membuat orang lain yang tidak bersalah apa-apa ikut menjadi korban.
Ketidak disiplinan lain yang terjadi dan merugikan orang lain seperti kejadian baru-baru ini dimana ada seorang penumpang kereta listrik yang menarik handle rem darurat di gerbong sehingga menyebabkan dua kereta listrik di jalur Jakarta Bogor bertabrakan. Rute/jadwal kereta listrik di jalur tersebut terganggu selama beberapa hari guna evakuasi dan beberapa orang mengalami luka-luka.
Contoh lainnya lagi adalah perilaku menerobos lampu merah atau menerobos pintu palang kereta listrik. Atau petugas yang tidak berada di tempat ketika kereta listrik ingin lewat sehingga pintu palang kereta listrik tidak berfungsi.
Contoh lain adalah perilaku penumpang kereta listrik yang tidak ingin membayar karcis kereta dan lebih memilih untuk duduk di atas atap kereta. Akibatnya, bukan hanya si penumpang tidak disiplin ini yang tertimpa musibah kesetrum tapi para penumpang di gerbong di bawahnya juga terperangkap di dalam gerbong yang berasap karena adanya korsleting listrik di atap. Belum lagi kepanikan para penumpang yang bisa membawa korban terinjak penumpang lain.
Sumber : Forum
Friday, March 6, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
mas-mas, saya juga nemu bentuk kejahatan lhoh...
ReplyDeleteada 10 malahan...