Stefanus Yugo Hindarto - Okezone
TOKYO - Guru-guru Sekolah Dasar di Jepang� sepertinya harus siap bersaing dengan robot. Pasalnya, seorang profesor dari University of Tokyo berhasil membuat sebuah robot yang dapat menggantikan fungsi guru untuk memberikan pengajaran kepada para murid.
Spacedaily, Jumat (6/3/2009) melansir, Hiroshi Kobayashi mengembangkan sebuah robot yang dinamakan Saya. Kobayashi mengungkapkan, dirinya memerlukan waktu sekira 15 tahun untuk membangun 'robot guru' itu.
Saya, lanjut Kobayashi, tak hanya mampu memberikan pelajaran kepada murid-murid SD, tapi robot itu dilengkapi fasilitas yang memungkinkannya untuk marah seperti laiknya seorang guru yang memarahi para murid yang nakal. Robot itu juga dapat berbicara dalam sejumlah beberapa bahasa dan memberikan tugas-tugas kepada para murid.
Saya merupakan bagian dari ambisi pemerintah jepang mengembangkan dunia robotika. negeri matahari terbit itu berharap agar pada tahun 2015, setiap rumah di Jepang memiliki minimal satu robot. Untuk mewujudkan ambisinya, Jepang menggelontorkan dana sekira USD35 juta dalam pengembangan bidang robotika.
(srn)
KOMENTAR : Disini Orang Jepang benar untuk mengajar SD tidak diperlukan sarjana,karena yang diperlukan adalah pengetahuan dasar bukan untuk mencetak sarjana lulusan SD.Pada jaman Belanda maupun jaman awal kemerdekaan untuk menjadi guru SD cukup dengan pendidikan sekolah guru bantu(SGB} karena anak anak SD hanya dibebani pelajaran bisa membaca dan menulis,Untuk tingkat SMP diajar oleh guru lulusan SGA (Sekolah Guru Atas) anak anak dibebani pelajaran berhitung dan bahasa asing dasar.Sedangkan untuk tingkat SMA diajar oleh tingkat sarjana muda dengan beban pelajaran berhitung tingkat menengah dan bahasa asing lanjutan.Sedangkan mahasiswa sudah meningkat pada logika berpikir.Disini terlihat sistematis pendidikan secara berjenjang dan tidak ber ulang ulang.
Sekarang sistem pendidikan di Indonesia dengan sistem terbalik.Pelajaran tidak ada sistemnya,materi pelajaran SD hampir sama dengan materi pelajaran SMA demikian padatnya,sehingga para murid menjadi jenuh karena terulang ulang,akhirnya anak anak menjadi tidak menguasai materi pelajaran yang diterimanya.Dan jangan kaget apabila biaya SD semakin mahal dengan Guru-guru S2,tapi lulusan SD masih belum mampumenulis indah dan membaca.Inilah akibat dari kapitalisme pendidikan kita dimana pendidikan dijadikan modal usaha untuk mencari uang tanpa memikirkan pendidikan anak itu sendiri.
Sumber : Forum
Friday, March 13, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment