Diobati,Wajah Nita Membusuk
BLITAR(SINDO) – Nita Nurhalimah, 21,gadis asal Desa Kendalrejo,Talun, Blitar, terbaring lemah di RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi.
Wajah menghitam dan bernanah. Dia diduga menjadi korban malapraktik. Sudah sekitar 23 hari gadis lulusan D-1 Bahasa Inggris ini dirawat di rumah sakit tersebut. Jaringan kulit wajah pada mulut dan hidungnya rusak serta membusuk hingga ke rongga tenggorokan.
Kulit sekujur tubuhnya membengkak merah. Nita pun akhirnya kehilangan kemampuan berbicara.Putri sulung pasangan suami-istri Solikin,49; dan Marsini ini hanya bisa menggerakkan anggota tubuhnya sebagai isyarat untuk berkomunikasi. Kemarin Solikin melaporkan kejadian yang menimpa anaknya itu ke Polres Blitar.
Menurut dia, derita Nita bermula setelah berobat kepada dokter berinisial And di Desa Kutukan,Kecamatan Garum. Dia terpaksa melapor ke polisi karena dokter And yang juga dokter Puskesmas Ponggok terkesan lepas tangan ketika diminta bertanggung jawab. ”Ketika saya bertanya, dia justru mengatakan tidak tahu soal itu. Dia bahkan tidak mau melihat kondisi anak saya,” ujarnya kepada wartawan Solikin bertutur,Nita awalnya hanya mengeluhkan rasa nyeri dan ngilu di persendian kaki.Pada 4 Januari 2009,keluarganya membawanya berobat ke rumah dokter And.
”Setelah diperiksa, dokter And memberi obat berupa pil dan sirup tanpa merek,” ungkapnya. Namun, sekitar 4 hari setelah mengonsumsi obat itu, Nita justru mengeluh wajahnya gatal dan kulitnya memerah. Keluarga Nita pun kembali mendatangi dokter And. Nita diperiksa ulang, termasuk cek ke laboratorium medis.
”Saat itu dokter And menyatakan bahwa hasil cek laboratorium menunjukkan tidak adanya kelainan. Dia memberi obat lagi sambil mengatakan,jika selama tiga sampai enam bulan tidak sembuh, sebaiknya dibawa kembali ke tempatnya,” papar Solikin.
Namun hanya sepekan setelah obat diberikan, kondisi Nita justru semakin memprihatinkan. Kulit dan daging wajah lajang seperti meleleh. Untuk ketiga kalinya Solikin menemui dokter And untuk menceritakan kondisi anaknya yang semakin parah. Namun, dokter And justru mengaku tidak tahu-menahu dengan kondisi pasiennya itu. Solikin akhirnya membawa Nita untuk rawat inap di RSUD Ngudi Waluyo Blitar.
Di sini Nita dirawat dokter Rn. Kini karena kondisinya yang memburuk, Nita dirawat tiga dokter spesialis yakni penyakit dalam, kulit, dan mata. ”Saya minta petugas memproses kasus ini secara hukum,”ungkap Solikin. Direktur RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dr Budi Winarno ketika dikonfirmasi menyatakan, dari hasil pemeriksaan dokter disimpulkan bahwa Nita mengidap penyakit Syndrome Stephen Johnson.
”Semacam alergi akut terhadap obat sehingga ketika minum obat jadinya seperti ini,”ujarnya. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar dr Kuspardani ketika dikonfirmasi mengaku telah memanggil dokterAnd. Menurut dia,apa yang dilakukan dokter And sudah sesuai prosedur.”Kesimpulan sementara,kekebalan tubuh setiap pasien tidak sama, demikian juga jika alergi terhadap obat tertentu,”ujarnya.
Sumber : Seputar Indonesia
0 comments:
Post a Comment